Beranda | Artikel
Biografi Imam Ad-Darimi
11 jam lalu

Nama, kunyah, dan nisbah-nya

Beliau adalah Imam, Syekhul Islam, salah satu dari imam besar, al-Hafizh al-Hujjah, ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman bin al-Fadhl bin Bahram bin ‘Abdush-Shamad ad-Darimi at-Tamimi as-Samarqandi. [1]

Kunyah-nya, Abu Muhammad. Kunyah ini disebutkan oleh Ibnu Hibban [2] dan begitu pula oleh adz-Dzahabi. [3]

Nisbah-nya, Ad-Darimi, dengan huruf dāl berharakat fathah, huruf alif sukun, huruf ra’ kasrah, lalu mim. Nisbah ini merujuk kepada Dārim bin Malik bin Hanzhalah bin Zaid Manah bin Tamim. [4] At-Tamimi, merujuk pada Bani Tamim, yaitu kabilah Arab yang besar. Sedangkan As-Samarqandi merujuk pada kota Samarkand, yang sekarang terletak di wilayah Uzbekistan.

Kelahiran

Al-Imam ad-Darimi dilahirkan pada tahun 181 Hijriah. Hal ini berdasarkan riwayat yang dibawakan oleh al-Khatib al-Baghdadi, beliau berkata,

سمعت أبا محمد عبد الله بن عبد الرحمن يقول ولدت في سنة مات بن المبارك سنة إحدى وثمانين ومائة

Aku mendengar Abu Muhammad ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman berkata, ‘Aku dilahirkan pada tahun wafatnya Ibn al-Mubarak, yaitu tahun 181 Hijriah.’” [5]

Perjalanan menuntut ilmu

Kecintaan terhadap ilmu telah tertanam dalam diri Imam ad-Darimi sejak kecil. Pada masa mudanya, beliau melakukan perjalanan ke berbagai negeri dan wilayah demi mencari ilmu dan meriwayatkan hadis. Beliau melakukan rihlah ke Mesir, Syam, Irak, dua Tanah Haram (Makkah dan Madinah), Balkh, dan Bukhara. Karena kesungguhan dan keluasannya dalam perjalanan mencari hadis, al-Khatib al-Baghdadi memasukkannya dalam jajaran ulama perawi hadis yang melakukan banyak perjalanan, dan menyifatinya sebagai orang yang memiliki hafalan yang kuat, ketelitian, amanah, kejujuran, wara‘, dan zuhud. [6]

Dr. Muhammad ‘Uwaidhah berkata, “Imam ad-Darimi memulai perjalanannya dalam menuntut ilmu dimulai sejak usia yang sangat muda. Hal ini dapat kita pahami dengan mengamati tahun wafat para guru beliau. Banyak di antara mereka wafat pada awal abad ke-3 Hijriah, yang menunjukkan bahwa ad-Darimi mendengar hadis dari mereka beberapa tahun sebelum tahun wafat para gurunya.”

Di antara guru-gurunya yang wafat di awal abad ke-3 H adalah:

  • Yahya bin Bisyr al-Bukhari, wafat tahun 202 H.
  • An-Nadr bin Syumail, wafat tahun 203 H di Kufah.
  • Muhammad bin Bakr al-Barasani al-Kufi.
  • Al-‘Ala’ bin ‘Ashim al-Ju‘fi al-Kufi, wafat tahun 205 H.
  • ‘Abdul Kabir bin ‘Abdul Majid al-Basri, wafat tahun 204 H.
  • Wahb bin Jarir al-Basri, wafat tahun 206 H.
  • Zaid bin Yahya bin ‘Ubaid ad-Dimasyqi, wafat tahun 207 H.
  • Marwan bin Muhammad al-Asadi ad-Dimasyqi, wafat tahun 210 H; dan lainnya. [7]

Guru-guru beliau

Imam ad-Darimi termasuk salah satu ulama yang meriwayatkan hadis dari banyak guru. Di antara para ulama yang menjadi guru beliau adalah [8]:

  1. Ibrahim bin al-Mundzir al-Hizami
  2. Ahmad bin al-Hajjaj al-Marwazi
  3. Hajjaj bin Minhal
  4. Hibban bin Hilal
  5. Sa‘id bin ‘Amir adh-Dhubai‘i
  6. Muhammad bin Yusuf al-Qasim
  7. Yahya bin Hassan at-Tanisi
  8. Yahya bin Yahya an-Naisaburi
  9. Yazid bin Harun
  10. Yusuf bin Ya‘qub ash-Shaffar

Murid-murid beliau

Sebagaimana Imam ad-Darimi memiliki banyak guru, beliau juga memiliki banyak murid dan perawi yang meriwayatkan hadis darinya. Di antara mereka adalah [9]:

  1. Imam Muslim dalam Shahih-nya.
  2. Imam an-Nasa’i, namun bukan melalui as-Sunan-nya.
  3. Imam Abu Dawud dalam Sunan-nya.
  4. Imam at-Tirmidzi dalam Sunan-nya.
  5. Baqi bin Makhlad.
  6. ‘Abdullah bin Ahmad bin Hanbal.
  7. ‘Abdullah bin Muhammad bin Shalih as-Samarqandi.
  8. Abu Zur‘ah ‘Ubaid bin ‘Abd al-Karim ar-Razi.
  9. Makki bin Muhammad bin Ahmad bin Mahan al-Balkhi.
  10. ‘Isa bin ‘Umar as-Samarqandi, perawi kitab Musnad dari Imam ad-Darimi.

Karya-karya beliau

Para ulama menyebutkan bahwa Imam ad-Darimi rahimahullah telah menulis beberapa kitab penting, di antaranya:

  1. Kitab Tafsir
  2. Kitab al-Jāmi‘
  3. Kitab Musnad

Al-Khatib al-Baghdadi berkata,

وقد صنف المسند والتفسير والجامع

“Ia telah menyusun kitab Musnad, Tafsir, dan al-Jāmi‘.” [10]

Selain itu, terdapat pula riwayat-riwayat tsulatsiyāt ad-Darimi, yaitu hadis-hadis yang diriwayatkannya dengan sanad tinggi, yang antara beliau dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya terdapat tiga perawi. Ini dianggap sebagai sanad tertinggi dari Imam ad-Darimi dalam kitabnya.

Akidah

Akidah Imam ad-Darimi adalah akidah Ahlus Sunnah wal Jama‘ah. Beliau membuat satu bab khusus tentang keutamaan al-Qur’an, di mana beliau mencantumkan sejumlah hadis dan atsar yang dijadikan dalil oleh Ahlus Sunnah bahwa al-Qur’an adalah kalam Allah, bukan makhluk.

Hal ini disebutkan pula oleh al-Imam al-Lalika’i dalam kitab Syarḥ Uṣul I‘tiqad Ahlis Sunnah, di mana beliau mencatat bahwa Imam ad-Darimi termasuk di antara ulama yang berpendapat bahwa al-Qur’an adalah kalam Allah yang tidak diciptakan (bukan makhluk). [11]

Mazhab

Imam ad-Darimi rahimahullah bukanlah seorang muqallid (pengikut taklid buta) dari salah satu mazhab tertentu, melainkan seorang mujtahid (ulama yang mampu berijtihad sendiri). Adz-Dzahabi rahimahullah berkata,

كان من أوعية العلم يجتهد ولا يقلد

“Ia termasuk gudang ilmu; berijtihad dan tidak taklid kepada siapa pun.” [12]

Karena itulah, Ad-Darimi memiliki pendapat-pendapat fikih tersendiri yang menunjukkan keluasan ilmu dan kedalaman pemahamannya dalam fikih. Hal ini juga terlihat dari kitabnya, yang memuat banyak bab dalam berbagai persoalan fikih.

Pujian para ulama kepada beliau

Adz-Dzahabi rahimahullah berkata tentangnya,

كان عالم سمرقند

“Dia adalah ‘alim (ulama besar) kota Samarkand.” [13]

Nu‘aim bin Na‘im meriwayatkan bahwa ia mendengar Muhammad bin ‘Abdullah bin Numair berkata,

غلبنا عبد الله بن عبد الرحمن الدارمي بالحفظ والروع

“Abdullah bin ‘Abdurrahman ad-Darimi mengungguli kami dalam hal hafalan dan wibawa.”

Ishaq bin Ahmad az-Zairak meriwayatkan dari Abu Hatim ar-Razi, ia berkata,

محمد بن إسماعيل أعلم من دخل العراق ومحمد بن يحيى أعلم من بخراسان اليوم ومحمد بن أسلم أورعهم وعبد الله بن عبد الرحمن أثبتهم

“Muhammad bin Isma‘il (al-Bukhari) adalah orang paling berilmu yang masuk ke Irak. Muhammad bin Yahya adalah orang paling berilmu di Khurasan hari ini. Muhammad bin Aslam adalah orang paling wara‘ di antara mereka. Dan ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman (ad-Darimi) adalah yang paling kuat hafalannya.” [14]

Muhammad bin Ibrahim bin Manshur asy-Syirazi berkata, “Ia adalah sosok yang sangat bijak, taat beragama, dan menjadi teladan dalam kesabaran, kecerdasan, hafalan, ibadah, dan kezuhudan. Ia menampakkan ilmu hadis dan atsar di Samarkand dan membela kebenaran dari kebohongan. Ia adalah seorang mufassir (ahli tafsir) yang sempurna dan faqih yang ‘alim.” [15]

Wafat

Imam ad-Darimi rahimahullah wafat pada tahun 255 Hijriah. Al-Khatib al-Baghdadi meriwayatkan,

سمعت محمد بن احمد بن ماهان البلخي الحافظ يقول مات عبد الله بن عبد الرحمن السمر قندي يوم عرفة وذلك يوم الخميس ودفن يوم الجمعة سنة خمس وخمسين ومائتين

“Aku mendengar Muhammad bin Ahmad bin Mahan al-Balkhi al-Hafizh berkata, ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman as-Samarqandi wafat pada hari Arafah, yang bertepatan dengan hari Kamis, dan dimakamkan pada hari Jumat, tahun 255 Hijriah.’” [16]

Ibnu Hibban rahimahullah berkata,

مات يوم التروية بعد العصر ودفن يوم عرفة سنة خمس وخمسين ومائتين وذالك يوم الجمعة وصلى عليه أحمد بن يحيى بن أسد بن سليمان

“Beliau wafat pada hari Tarwiyah (8 Zulhijah) setelah Ashar, dan dimakamkan pada hari Arafah (9 Zulhijah) tahun 255 H, yang bertepatan dengan hari Jumat. Salat jenazahnya diimami oleh Ahmad bin Yahya bin Asad bin Sulaiman.” [17]

Baca juga: Biografi Ibnu Hazm Al-Andalusi

***

Penulis: Gazzeta Raka Putra Setyawan

Artikel Muslim.or.id

 

Catatan kaki:

[1] Tahdzib At-Tahdzib, 5: 285.

[2] Ats-Tsiqat, 8: 364.

[3] Al-Kasyif, 1: 567.

[4] Al-Lubab fii Tahdzib Al-Asbab, 1: 484.

[5] Tarikh Baghdad, 10: 30; melalui Maktabah Syamilah.

[6] Ibid, 10: 29.

[7] Tarikh Al-Hadits wa Manahij Al-Muhadditsin, hal. 247; dengan diringkas oleh penulis.

[8] Tahdzib Al-Kamal, 5: 285, 12: 252.

[9] Ibid.

[10] Tadzkiratu Al-Huffazh, 2: 535.

[11] Syarḥ Uṣul I‘tiqad Ahlis Sunnah, 2: 311.

[12] Taarikh Al-Islam, 18: 179.

[13] Al-Kaasyif, 1: 567.

[14] Tahdzib At-Tahdzib, 5: 285.

[15] Ibid.

[16] Taarikh Baghdad, 10: 31.

[17] Ats-Tsiqat, 8: 364.


Artikel asli: https://muslim.or.id/109492-biografi-imam-ad-darimi.html